Total Tayangan Halaman

chiclet from feed burner

Kamis, 03 Maret 2011

Rindu Kepada Anak yang sudah lama meninggal

Ass_kum, kali ini saya akan mengisahkan kembali cerita yang dialami sahabat saya (sebut saja H. Eko) yang sepulang darimenunaikan rukun Islam yang ke 5, berhaji ke tanah suci.
Dengan ditemani istrinya H. Eko menunaikan Ibadah Hajinya 'berkat ketelatenannya' nabung uang hasil ia buka usaha tambal ban di desanya. Keinginan itu baru terlaksana setelah perjalanan panjang selama 20 tahun, suatu usaha yang luar biasa demi keinginannya menunaikan rukun ke 5. Sampai sampai ia harus melewati masa menyedihkan harus ditinggal pergi sang anak yang masih berumur 6 tahun. Si Jamil, namanya.
H. Eko begitu yakin jika berdoa di masjidil Haram akan terkabul saat itu juga.  Setelah malam harinya ia bedoa agar ALLAH bisa mempertemukan dia dengan anaknya Jamil, akhirnya benar juga, ia bisa 'bertemu dan berbicara langsung dengan Jamil' sewaktu berada di maqam Ibrahim. Ia sungguh sungguh berbicara seperti layaknya seseorang berbicara dengan orang. Namun bagi istri H. Eko yang menyaksikan kejadian itu merasa aneh, sebab yang ia lihat pada waktu itu sepertinya H. Eko, sang suami seperti berbicara sendiri.
"mas tadi kok berbicara sendiri, seperti orang tidak waras saja." kata istri H Eko setelah sesampainya di hotel kembali.
"bu......aku tadi ketemu si Jamil, anak kita."
"ketemu si Jamil? kamu jangan mengada ada....Jamil kan sudah lama meninggal.."
"betul bu....tapi saya betul betul berhadapan dan berbicara langsung dengan dia, alhamdulillah sekarang ia sudah merasa senang, ia sudah berada di satu taman yang indah sekali katanya....."kata H. Eko menerawang jauh, seolah mengenang apa yang baru saja dialaminya.
"apa betul begitu mas...???"
"begitulah kenyataannya......, aku sendiri merasakannya" tiba tiba saja air mata H Eko tak bisa dibendung, ia mengalir ke pipinya yang mulai ada keriput.
"subhanallah....."sahut istrinya dengan penuh haru. "rasanya aku jadi kangen mas sama Jamil....."
"yah........cobalah memohon kepada Allah, agar dapat bertemu dengannya."
Istrinya mencoba meniru apa yang telah dilakukan H. eko, tapi entah kenapa sampai menjelang kepulangan ke tanah air belum juga dikabulkan oleh-Nya.
Selidik punya selidik, ternyata istri H. Eko sewaktu Jamil masih hidup memang kurang begitu perhatian kepada Jamil, tidak seperti yang dilakukan oleh H. Eko, yang begitu sabar menemani dan mendidik anaknya itu, sekalipun ia hanya seorang 'penambal ban'
Tapi H Eko bisa menikmati hidup dengan sebenarnya.

Sekian semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

AgungIchwanto
From TanahSuci Gresik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar